Sumber :
www.mediaindonesia.com: Poros Jonggol Segera Tersambung ke BSD
Kenapa Jonggol sangat prospek untuk kedepannya? (Bagian ke-2)
"PEMERINTAH SERIUSI PEMINDAHAN PUSAT PEMERINTAHAN"
TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemerintah serius mengkaji rencana
pemindahan pusat pemerintahan. Menteri Koordinator Perekonomian Hatta
Rajasa mengungkapkan pemerintah telah membentuk tim kecil guna
mematangkan rencana itu.
"Sudah ada tim kecil (yang dibentuk)
Presiden," ujarnya usai silaturahmi Hari Raya Idul Fitri di kantor
Kementerian Koordinator Perekonomian, Selasa (14/9). Namun Hatta menolak
merinci anggota tim kecil itu.
Dalam pidato di acara buka puasa
awal September dengan anggota Kamar Dagang dan Industri Industri,
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan dorongannya terhadap
usulan pemindahan pusat pemerintahan. Salah satu alasan yakni Jakarta
tak lagi efisien.
Menteri Hatta juga tak mau berkomentar banyak
mengenai tugas dan detail lainnya. Sempat tercetus ide pemindahan ke
kota lain seperti Malang, Jonggol, dan Palangkaraya. "Lokasi belum ada,
belum sampai situ," ujar dia.
Pemerintah akan mengeluarkan aturan
baru setingkat Keputusan Presiden dan Undang-Undang untuk mendukung
rencana pemindahan tersebut. Hatta menuturkan pemindahan ini merupakan
proses panjang, membutuhkan waktu hingga sepuluh tahun.
Kenapa Jonggol sangat prospek untuk kedepannya? (Bagian ke-3)
"JABAR MULAI KEMBANGKAN JONGGOL"
Akan dibangun jalan sepanjang 26 kilometer yang menghubungkan Bekasi dengan Puncak, Bogor.
VIVAnews
– Pemerintah Jawa Barat rupanya sudah merancang Jonggol, sebuah
kecamatan di Kabupaten Bogor, sebagai Kawasan Strategis Provinsi (KSP).
Jonggol disiapkan sebagai sebuah pusat kegiatan dengan membangun jalan
Poros Tengah-Timur yang menghubungkan sejumlah kawasan penting di Jawa
Barat.
"Kecamatan Jongggol harus berubah agar bisa memiliki
aksesibilitas dari semua titik yang berbatasan dengan wilayah Kabupaten
Bogor,” kata Kepala Dinas Tata Ruang dan Pertanahan, Kabupaten Bogor,
Burhanuddin, kepada VIVAnews, Kamis 23 September 2010.
Ia
mengatakan, jalan sepanjang 26 kilometer ini akan melalui empat
kecamatan yakni Sukamakmur, Jonggol, Cariu hingga Tanjungsari. Bila
sudah jadi, poros ini menghubungkan Delta Mas Bekasi dengan kawasan
Puncak, Bogor.
“Kami segera mengukur fase jalan dan pemetaan
bersama Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Bogor, sedangkan biaya
masih menunggu APBD Perubahan,” katanya.
Lebih lanjut ia
mengatakan, sebelum menjadi KSP, Jonggol pernah diproyeksikan menjadi
Ibukota saat rezim Soeharto berkuasa. Namun, proyek ini batal terlaksana
karena krisis moneter. Nah, dengan adanya KSP ini, dia berharap semakin
banyak investor yang menanamkan modal di wilayah Jonggol dan
sekitarnya. “Pemerintah kabupaten pun menggeber perbaikan
infrastrukturnya,” ujarnya.
Informasi yang diperoleh VIVAnews, di
wilayah Jonggol ini terdapat tanah millik Kementerian Kehutanan seluas
500 hektare. TNI Angkatan Laut, Darat dan Udara juga sudah membangun
perumahan. “Pemkab telah menyiapkan infrastruktur awalnya, jadi bila
wacana ini terealisasi, pemerintah pusat tak repot lagi,” kata
Burhanuddin.
Kepala Seksi Sosial, Kecamatan Jonggol, Kabupaten
Bogor, Omni Aryadi, mengatakan, Kecamatan Jonggol sangat potensial
menjadi ibu kota. Karena, letaknya sangat strategis dengan daerah
lainnya, yakni Bekasi, Jakarta dan Cianjur. ”Menuju ketiga daerah
tersebut, dari Kecamatan Jonggol hanya ditempuh beberapa waktu saja,”
katanya.
Wacana Jonggol menjadi Ibukota pemerintahan mengemuka
lagi setelah sejumlah politisi dan pengamat tata ruang mengusulkan
pemindahan Ibukota. Beberapa di antara mereka, mengusulkan Jonggol
sebagai Ibukota baru.
Laporan Ayatullah Humaeni |Bogor
Kenapa Jonggol sangat prospek untuk kedepannya? (Bagian ke-4)
"POROS JONGGOL BAKAL DIRESMIKAN PRESIDEN"
CIBINONG, KOMPAS.com - Pembangunan jalan tengah
timur atau poros Jonggol yang digagas Pemkab Bogor, Jabar diharapkan
dapat memicu geliat pertumbuhan dan mendorong pemerataan perekonomian di
kawasan setempat.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Bogor, Muhammad Zairin, Minggu mengatakan, pengembangan jalan
poros Jonggol merupakan upaya Pemkab Bogor dalam mendorong pertumbuhan
dan pemerataan pembangunan ekonomi setempat.
"Poros Jonggol diharapkan dapat memicu pemerataan pembangunan daerah," kata Muhammad Zairin, Minggu (12/12/2010).
Dengan
pembangunan jalan tersebut, kawasan Jonggol dan sekitarnya yang sejauh
ini belum banyak tersentuh pembangunan, akan mengalami pertumbuhan
pesat.
"Kami berupaya mewujudkan keseimbangan dan pemerataan dalam pembangunan di Kabupaten Bogor," papar Zairin.
Melalui
pembangunan jalan poros Jonggol, Pemkab Bogor berharao, para investor
dan pengusaha, dapat melirik kawasan tersebut sehingga mau berinvestasi.
Masuknya investor ke kawasan Jonggol dan sekitarnya diharapkan membawa dampak berantai bagi pembangunan kawasan setempat.
"Keberadaan
jalan poros Jonggol kami harapkan dapat membangkitkan semua sektor baik
ekonomi, pariwisata, pertanian, pedesaan hingga UKM," papar Zairin.
Berdasarkan
kajian dan perencanaan yang dibuat Pemkab Bogor, jalan poros Jonggol
akan membentang dari Sentul hingga Sukamakmur, Cariu dan Jonggol.
Poros Jonggol diharapkan dapat menyatukan pengelolaan tata ruang wilayah Bogor, Cianjur, Bekasi dan Jakarta.
Rencananya
program besar Pemkab Bogor tersebut akan diluncurkan Presiden SBY pada
puncak Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) 2010 pada 20 Desember
mendatang di Sentul, Bogor.
Kenapa Jonggol sangat prospek untuk kedepannya? (Bagian ke-5)
"Djoko Minta Jasa Marga Ambil Alih JORR2"
JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pekerjaan Umum Djoko
Kirmanto minta PT Jasa Marga Tbk (JSMR) segera mengambil alih
pembangunan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta tahap 2 (Jakarta Outer Ring
Road, JORR 2) yang sampai saat ini belum tampak kegiatan pembangunan.
"Saya melihat sebaiknya diserahkan saja kepada PT Jasa Marga apabila
pembangunan masih belum juga berjalan sampai saat ini," kata Menteri
Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto di Jakarta, Jumat (29/1/2010).
Pemerintah
sebelumnya merencanakan agar JORR2 dibuat holding saja untuk memudahkan
pembangunan, kebetulah dari empat ruas JORR2 PT Jasa Marga merupakan
pemegang saham mayoritas.
Menteri PU mengatakan, pemerintah akan
menggunakan payung hukum revisi Perpes No.67 tahun 2005 tentang kerja
sama pemerintah dan badan usaha dalam pembangunan infrastruktur. "Di
dalamnya diatur mengenai perubahan kepemilikan saham untuk memudahkan
dalam melaksanakan investasi, salah satunya perubahan JORR2," kata
Menteri.
Menurutnya, seandainya Jasa Marga dapat menjadi
pemegang saham mayoritas di ruas-ruas JORR2 maka pembangunan dapat
berjalan lebih cepat.
JORR2 meliputi ruas Cengakreng - Kunciran
16 kilometer, Kunciran - Serpong 12 kilometer, Serpong - Cinere 11
kilometer dan Cimanggis - Cibitung 26 kilometer, sehinggga total panjang
seluruhnya 62 kilometer.
Dari empat ruas JORR2 yang sedang
dibangun (pembebasan tanah) baru dua ruas Cengkareng - Kunciran dan
Kunciran - Serpong yang semuanya dibangun Jasa Marga.
Pemerintah
melalui Kepala Badan Pengatur Jalan Tol sempat akan melelang kembali
dua ruas tol yang ternyata sampai saat ini belum bersedia menandatangani
perjanjian konsesi.
Kalau empat ruas JORR2 diambil Jasa Marga
maka untuk konstruksi dibutuhkan Rp 9,6 triliun, sedangkan untuk tanah
Rp 3,6 triliun.
Menteri Pekerjaan Umum juga siap memberikan
dukungan kepada PT Jasa Marga untuk dapat segera merealisasikan
pembangunan JORR W2 (Kebon Jeruk - Penjaringan) bagian dari JORR1.
Terkait
hal itu juga telah dibuat revisi Perpres No. 65 tahun 2006 tentang
pengadaan tanah bagi fasilitas umum, dengan harapan kendala tanah di W2
dapat segera diselesaikan.
Menteri juga mengatakan, Perpres itu
seluruhnya sudah final tinggal menunggu tandatangan Presiden agar dapat
segera diberlakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar